Selasa, 05 Agustus 2014

Gara-gara kepedean

Aku lupa tepatnya kejadian ini, tetapi saat itu adalah lagi gencar-gencarnya lampu depan harus dinyalakan walaupun siang hari. Sebelumnya aku memang orang yang suka menyalakan lampu depan walaupun disiang bolong. Aku tidak pernah mematikan lampu depanku karena males nyalain lagi kalau malam hari.
Hari itu adalah hari sabtu, waktu janjian ketemu dengan temanku di perumahan clutser bali daerah soekarno hatta. Aku sudah berjanji akan kerumahnya dihari ulang tahun anaknya karena aku tidak bisa datang dihari-hari yang lain sibuk keluar kota terus bahkan tadi malam aku baru pulang dari surabaya dan minggu besok malam aku harus berangkat lagi. Yah.. sepanjang jalan soekarno hata ada pemeriksaan dan aku tidak pernah takut karena surat-suratku lengkap selain itu aku juga sudah menyalakan lampu motorku.

Aku sengaja jalan pelan-pelan dan memperhatikan begitu banyak orang yang sedang ditilang ketika tiba-tiba si pak polisi memberhentikanku.
"Ya pak?" aku segera mengeluarkan surat-suratku dan menunggu respon si bapak polisi berkumis dengan perut sedikit kedepan.
"bu, sudah tahu kan kalau lampu depan harus selalu menyala?"
"Iya pak, memang kenapa?" tanyaku dengan pede nya
"Ni lampu depan ibu tidak menyala"
"Nyalaaaa paaak" aku menarik wajahku kearah lampu depan dan.... koq matiiii? innalilahi...
"lho?" aku bingung dan ternyata.. memang mati dan tombol  on nya memang tidak dinyalakaaaaan... huuuufsss.. siapa nih yang berbuat? hadowwwh ni motor emang ditinggalin 5 hari keluar kota dan kemaren itu banyak ponakan yang lagi liburan datang kerumah.. ooooh.. jangan-jangan.. mereka mamatikan tombol lampu depan ku... pengen nangisss... hiks.. 

"Coba sini kepinggir dulu"
Aku memarkirkan motor ku dipinggir dan bernegosiasi, si pak polisi dengan galaknya dan menakut-nakuti aku agar disidang saja dan harinya sudah ditentukan, aku meminta untuk tidak disidang.
"gimana ini mau disidang atau mau dibereskan disini saja?"
Aku melongo mendengar pertanyaannya.. "diberesin disini saja pak, saya gak bisa kalau harus datang sidang, besok malam saya harus kesurabaya pak.. tolonglah.."
"Ini kalau kena tilang ini segini nih... sekarang gimana?"
"duh pak mahall amat yah, sekarang dimaafin saja dulu pak.. saya tidak bawa uang banyak pak"
"Kalau gitu 60.000 ribu saja"
"Waaah..pak ga ada pak, jangan segitu... 30.000 ribu saja"
"Ga bisa, ni lihat kalau ditilang berapa? 250.000" jawabnya.

Aku terdiam dan mengeluarkan dompet mencari uang...
"memang suaminya kemana? kenapa ga dianter suami?" aku terdiam.
"bu, suaminya kerja dimana?" ni polisi rese amat nanya-nanya melulu..
"Belum bersuami pak" jawabku sambil berkaca-kaca.. ga ridho aku harus ngeluarin uang segitu buat pak polisi gendut itu huuuf.. aku mencari uang lagi dan mengeluarkan 3 lembar uang 10.000 an.
"Wah, si ibu koq cantik-cantik belum bersuami?" aku terbelalak mendengar pertanyaannya pengen nonjok.
"Kenapa bu? ada tidak 60.000 nya" 
"Ga ada pak, saya cuma punya segini" jawabku ketus sambil memberikan uang 30.000
"Ibu kerja dimana? kok jauh amat kerjanya harus ke Surabaya?" aku terdiam lagi.
"Bu, hari ini gak kerja ya?" aku menggelengkan kepala tanda pusing di tanya-tanya polisi reheeee :(
"Oooh.. no teleponnya berapa bu?" dengan santainya si pak polisi mengambil uang dariku sambil melirik ke hapeku.. diiih gubraaag... pengen nendang.

"emang perlu ya pa? disurat tilangnya ada yang harus di isi mengenai nama suami sama no telpon?" aku tambah jutex menjawab pertanyaanya.
"Hahaha.. ya enggak lah.. kan gak apa-apa kalau saya punya no telon ibu?" dia menahan stnk dan sim ku.
"Pak, uangnya sudah diterima kan? STNK dan SIM saya dong!" aku menjambret SIM dan STNK yang sedang dipegangnya lalu buru-buru memasukannya kedalam tasku dan menunggangi si Reddy.
"Eh.. bu... Bu dede makasih yah" dia mencoba mengejarku tetapi aku segera melesat meninggalkan polisi gendut yang nyebelin itu.. pengen nangiiiiisss.. heu..heu..

Kena tilang di prapatan tegalega

Aku termasuk orang yang agak-agak suka melanggar aturan, kalau lagi merah terus lirik kiri kanan dan kosong maka aku selalu kabur padahal itu sangat tidak diperbolehkan :( kebiasaan jelek, aku tahu. Tetapi aku tidak pernah ditangkap dan kena tilang polisi. Aneh memang, tapi ketika aku mencoba untuk berhati-hati dan mengendarai si Reddy dengan benar, ada aja yang salah... :(
Perjalanan dari MTC menuju rumah membuatku ingin cepat, aku dan temanku yang ikut ke MTC pulang. Dia memang mitra kerjaku, kemana-mana suka ikut dan dibonceng oleh aku dan dia sudah terbiasa dengan caraku mengendarai motor. Dia orang yang kalem dan mempercayakan keselamatannya padaku haha.. kadang-kadang dia juga suka ngintip spedoo meter ku lalu teriak "De! udah 60, turunin" aku suka nurut sama dia, kadang-kadang bandel juga sih hehehe..

Perjalanan dari soekarno hatta melewati jalanan yang tidak pernah ku lalui karena aku ingin mencari jalan tikus dan akhirnya ketemu jalan tikus yaitu menuju arah ke kebon kelapa lalu berbelok kearah ciateul, dari perempatan tega-lega aku lurus bablas kearah pasar anyar.. karena aku jalannya pelan dibawah 40 maka seorang petugas polisi menghentikan laju motorku.

Aku berhenti...
"Coba lihat sim dan stnknya" aku menyerahkannya dengan bangga, merasa tak bersalah.
"neng tahu nggak, dari arah situ kesini perboden? harusnya tidak boleh lurus harusnya belok dulu kekiri" dia menunjuk arah dimana aku muncul.
WHAAAATS perboden? mana? pikirku? aku memalingkan muka kebelakang, temanku hanya memegang pinggangku tanpa turun dari motor dia berbisik "perboden.."
"tuh lihat" polisi nunjuk plang perboden yang emang ga kelihatan oleh mataku, lagian ni hari sudah malam pula :( huff.. gimana nih pikirku?

Aku turun dari motor sembari mencari uang, walaaaah... kagak ada nih... cuma punya 5000 an 2 lembar haha...
"Maaf pak, saya salah.. ga usah tilang ya pak dibantu ajah yah.. " aku menyelipkan uang 5000an ke tangannya dan lalu si pak polisi menyerahkan sim dan stnk ku "jangan di ulang lagi ya" jawabnya.
"siap pak, makasih yaaaah" aku langsung berlari menuju si Reddy dan melarikan motorku dengan cepat.
"De, dikasih berapa?"
"10.000 haha.." 
"Ih, dasar... pan emang perboden? bandel sih"
"Lha, orang aku baru tahu kalau itu jalanan perboden?" aku jalan dengan kecepatan tinggi. biasanya kalau pelan-pelan emang selalu aja kena masalah.. ga bakat jalan pelan nih :p
Ini adalah tilang yang pertama dan uang yang kukeluarkan cukuplah 10.000 sajah hahaha..

Jumat, 01 Agustus 2014

Di kejar duda nekad

Hahaha.. dari judulnya aja aku sudah merinding. Sebenernya males mau cerita hal ini di blog si reddy, tetapi karena ini mengenai cerita si reddy jadi ya harus aku ulas hehe... hanya ada beberapa yang aku sensor yah wkwkwk.. kayak felm ajah :p

Bermula dari MTC
Seperti biasa setiap hari sabtu kalau tidak pergi kemana-mana, aku selalu meluangkan waktu ke MTC, kebetulan aku buka toko baju disana jadi harus kontrol sabtu minggu pas saat aku libur bekerja. O'ya aku pulang agak sorean sekitar jam 4, biasanya aku pulang sekitar jam 8an nunggu toko ditutup. Entah kenapa hari ini aku ingin pulang cepat, mungkin karena besoknya aku harus pergi ke garut takut kecapean, atau mungkin juga Allah ingin mempertemukan aku dengan duda nekad itu. Hahaha.. entahlah...

Jalanan soekarno hatta adalah jalanan jalur cepat jadi aku mengendarai si reddy diatas 60, itupun kadang-kadang suka disalib-salib dan aku paling tidak suka disalib motor yang berisik dan asapnya kaya obat nyamuk nyembur didepan wajahku, emangnya gue nyamuk apah? sorry ya mas gue salib lagi hehe..

Sedang asik-asiknya sulab salib batur, eh ada yang nyalib dikananku sambil tertawa lebar dengan kumis berjumput disertai kaca mata hitam. Beuuuh... serab oooom! aku segera mengambil jalanan kiri, tapi dia tetap berada disamping kananku dengan kecepatan yang sama denganku. Iiiih... apa maunya sih ni orang? aku segera melaju kecepatan diatas 60. busyeeet... dia mencoba mengejaku dengan kecepatan tinggi.

Aku semakin menaikan kecepatan, entahlah yang kulihat diatas 80km/jam, tapi tiba-tiba ban motorku tidak bisa kukendalikan, aku segera menurunkan kecepatan dan sikumis berkacamata hitam tersebut berhasil mengimbangiku sambil nyengir kuda terus dia bilang " neng, bannya kempes"
Aku meliriknya dan berusaha untuk tersenyum walaupun kecut "ya, makasih"
Lalu aku segera mencarai tukang tambal ban dan memacu motorku dengan kecepatan 20 saja, akhirnya ketermu tukang tambal ban.

"kunaon neng" si bapak tukang tambal ban memeriksa ban motorku.
"duka pa, iyeu bocor atanapi kirang angin?" aku ikut memeriksa ban motor belakangku.
"Iyeumah bocor neng, bade ditambal?" aku segera meng iya kan dengan manggut-manggut.
"Bocor nya?" suara itu... aku segera memalingkan wajah kebelakang... Innalilahi... tu cowok ngapain diem juga disitu? aku menyeringai sambil mendekati si emang tukang tambal ban. eh.. eh.. ngapain dia datang kearahku sambil mengeluarkan hapenya. hmm...

"neng, tiasa kenalan? nyungken nomor telpon na" dia berdiri disampingku, sementara si bapak tukang tambal ban malah asik ngebenerin ban motor ku. Hadowh... geuleuh, sumpah.. mun dijalanan ek dikebutkeun make motorna tapi ini kan lagi nambal ban? ga bisa kabooooor? hadowh.. mati kutu.
"oooh.. kanggo naon pa?" aku berusaha memasang muka jutex sejutex-jutexnya.
"nya wios atuh kanggo silaturahmi" dia memberikan hapenya dan memintaku untuk menyimpan nomorku.
tukang tambal ban mencoba mencuri pandang kearah kami, aku segera memijit nomor yang tak aktif lalu menyerahkannya. "namina saha?" aku terdiam.. "neng, namina saha?" dia maju kearah mukaku sambil nyengir kemudian membuka kacamatanya dan memandangku dengan penuh.... ueeeekh.. uhuk...uhuk... sebel banget gue, posisi seperti ini bikin gue pengen kabur bersama si reddy!!
"ade" aku berusaha menarik wajahku kebelakang dan memalingkan muka dihadapannya.
"ooh.. nuhunnya, kenging aa ameng kabumi?" haowh apalagi sih ini? cepetan dong pak tambal ban!! lama amaaat sih nambalnya, keburu muntah nih gue disini... sebel banget, dia malah cerita banyak tentang dirinya yang duda dan mempunyai 3 orang anak laki-laki dan menginginkan seorang istri kayak gue yang bisa nganter-nganter anaknya sekolah.. ah elaaaah... blm apa-apa sudah minta banyak :(

"neng, masihan nomor nu aktif atuh, iyeu tatadi ku aa di miscall naha teu hurung-hurung wae?"
"telepona low bate" aku menjawab sekenanya, tiba-tiba... hapeku bunyi lagi? oalaaah... sapa lagi nih?
"tuh, geuning hurung?" aku segera mengangkat telpon ku dan segera menyudahi obrolanku dengan adiku.
"dieu, ku aa weh" dia merebut hapeku dan menyimpan nomornya lalu memiscall nomornya? busyeeet nekad nih dude?

Rupanya tukang tambal ban sudah mengerti kalau aku sedang terlihat galau haha... ban motorku sudah kembali normal, dan aku segera menaikinya lalu kupacu si reddy dengan kecepatan 60. Rupanya si dude gak mau kalah dia berusaha berada disampingku sambil berteriak "neeeeng, kenging aa kabumi?"
Aku tidak menjawab, coba aja kejar kalau bisa huuuh... aku segera ngebut membabi buta, yang akhirnya.. alhamdulillah tuh si dude ga keliatan batang idungnya hehe... selamet..selamet.. walaupun setelah kejadian itu, dia selalu telpon tiap jam bahkan ketika orang jumatan, dia malah miscall-miscall terus maaf-maf saja kalau aku selalu mematikan hapeku.
Yaaah... maaf ya om dud :) you are not my type, hehehe...