Jumat, 01 Agustus 2014

Di kejar duda nekad

Hahaha.. dari judulnya aja aku sudah merinding. Sebenernya males mau cerita hal ini di blog si reddy, tetapi karena ini mengenai cerita si reddy jadi ya harus aku ulas hehe... hanya ada beberapa yang aku sensor yah wkwkwk.. kayak felm ajah :p

Bermula dari MTC
Seperti biasa setiap hari sabtu kalau tidak pergi kemana-mana, aku selalu meluangkan waktu ke MTC, kebetulan aku buka toko baju disana jadi harus kontrol sabtu minggu pas saat aku libur bekerja. O'ya aku pulang agak sorean sekitar jam 4, biasanya aku pulang sekitar jam 8an nunggu toko ditutup. Entah kenapa hari ini aku ingin pulang cepat, mungkin karena besoknya aku harus pergi ke garut takut kecapean, atau mungkin juga Allah ingin mempertemukan aku dengan duda nekad itu. Hahaha.. entahlah...

Jalanan soekarno hatta adalah jalanan jalur cepat jadi aku mengendarai si reddy diatas 60, itupun kadang-kadang suka disalib-salib dan aku paling tidak suka disalib motor yang berisik dan asapnya kaya obat nyamuk nyembur didepan wajahku, emangnya gue nyamuk apah? sorry ya mas gue salib lagi hehe..

Sedang asik-asiknya sulab salib batur, eh ada yang nyalib dikananku sambil tertawa lebar dengan kumis berjumput disertai kaca mata hitam. Beuuuh... serab oooom! aku segera mengambil jalanan kiri, tapi dia tetap berada disamping kananku dengan kecepatan yang sama denganku. Iiiih... apa maunya sih ni orang? aku segera melaju kecepatan diatas 60. busyeeet... dia mencoba mengejaku dengan kecepatan tinggi.

Aku semakin menaikan kecepatan, entahlah yang kulihat diatas 80km/jam, tapi tiba-tiba ban motorku tidak bisa kukendalikan, aku segera menurunkan kecepatan dan sikumis berkacamata hitam tersebut berhasil mengimbangiku sambil nyengir kuda terus dia bilang " neng, bannya kempes"
Aku meliriknya dan berusaha untuk tersenyum walaupun kecut "ya, makasih"
Lalu aku segera mencarai tukang tambal ban dan memacu motorku dengan kecepatan 20 saja, akhirnya ketermu tukang tambal ban.

"kunaon neng" si bapak tukang tambal ban memeriksa ban motorku.
"duka pa, iyeu bocor atanapi kirang angin?" aku ikut memeriksa ban motor belakangku.
"Iyeumah bocor neng, bade ditambal?" aku segera meng iya kan dengan manggut-manggut.
"Bocor nya?" suara itu... aku segera memalingkan wajah kebelakang... Innalilahi... tu cowok ngapain diem juga disitu? aku menyeringai sambil mendekati si emang tukang tambal ban. eh.. eh.. ngapain dia datang kearahku sambil mengeluarkan hapenya. hmm...

"neng, tiasa kenalan? nyungken nomor telpon na" dia berdiri disampingku, sementara si bapak tukang tambal ban malah asik ngebenerin ban motor ku. Hadowh... geuleuh, sumpah.. mun dijalanan ek dikebutkeun make motorna tapi ini kan lagi nambal ban? ga bisa kabooooor? hadowh.. mati kutu.
"oooh.. kanggo naon pa?" aku berusaha memasang muka jutex sejutex-jutexnya.
"nya wios atuh kanggo silaturahmi" dia memberikan hapenya dan memintaku untuk menyimpan nomorku.
tukang tambal ban mencoba mencuri pandang kearah kami, aku segera memijit nomor yang tak aktif lalu menyerahkannya. "namina saha?" aku terdiam.. "neng, namina saha?" dia maju kearah mukaku sambil nyengir kemudian membuka kacamatanya dan memandangku dengan penuh.... ueeeekh.. uhuk...uhuk... sebel banget gue, posisi seperti ini bikin gue pengen kabur bersama si reddy!!
"ade" aku berusaha menarik wajahku kebelakang dan memalingkan muka dihadapannya.
"ooh.. nuhunnya, kenging aa ameng kabumi?" haowh apalagi sih ini? cepetan dong pak tambal ban!! lama amaaat sih nambalnya, keburu muntah nih gue disini... sebel banget, dia malah cerita banyak tentang dirinya yang duda dan mempunyai 3 orang anak laki-laki dan menginginkan seorang istri kayak gue yang bisa nganter-nganter anaknya sekolah.. ah elaaaah... blm apa-apa sudah minta banyak :(

"neng, masihan nomor nu aktif atuh, iyeu tatadi ku aa di miscall naha teu hurung-hurung wae?"
"telepona low bate" aku menjawab sekenanya, tiba-tiba... hapeku bunyi lagi? oalaaah... sapa lagi nih?
"tuh, geuning hurung?" aku segera mengangkat telpon ku dan segera menyudahi obrolanku dengan adiku.
"dieu, ku aa weh" dia merebut hapeku dan menyimpan nomornya lalu memiscall nomornya? busyeeet nekad nih dude?

Rupanya tukang tambal ban sudah mengerti kalau aku sedang terlihat galau haha... ban motorku sudah kembali normal, dan aku segera menaikinya lalu kupacu si reddy dengan kecepatan 60. Rupanya si dude gak mau kalah dia berusaha berada disampingku sambil berteriak "neeeeng, kenging aa kabumi?"
Aku tidak menjawab, coba aja kejar kalau bisa huuuh... aku segera ngebut membabi buta, yang akhirnya.. alhamdulillah tuh si dude ga keliatan batang idungnya hehe... selamet..selamet.. walaupun setelah kejadian itu, dia selalu telpon tiap jam bahkan ketika orang jumatan, dia malah miscall-miscall terus maaf-maf saja kalau aku selalu mematikan hapeku.
Yaaah... maaf ya om dud :) you are not my type, hehehe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar